Wujudkan Desa Emas
Dalam forum diskusi group Alumni Sidogiri melalui jejaring sosial WhatsApp, Direktur Program Qoryah Toyyibah (QT) Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) H. Mahmud Ali Zain menegaskan, maksud dari dibentuknya program QT adalah untuk mewujudkan desa Emas. “Yaitu desa yang entrepreneur, mandiri, aman dan sejahtera,” tulisnya.
Menurutnya, Program QT merupakan bentuk peran serta alumni Sidogiri dalam rangka membangun Indonesia yang sejahtera atau baldatun thoyyibatun wa raabun ghofur. “Selain itu, sebagai bagian dari umat Islam, melalui program QT kami ingin mewujudkan izzul Islam wal muslimin,” tandasnya.
Menurut H. Mahmud Ali Zaian, Program Qoryah Toyyibah mulai diterapkan tahun 2014 dengan 4 desa yaitu Sidogiri, Jeruk, Ngempit dan Karanganyar. Sejauh ini program yang sedang dilaksanakan adalah pendataan warga yang putus sekolah. Nantinya, seusai pendataan warga yang putus sekolah tersebut akan didaftar untuk mengikuti program paket B dan C dengan menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan.
Kemudian Program QT lainnya adalah bedah rumah warga yang kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak layak huni. Dalam program ini, QT menjalin kerjasama dengan Pemerintah Desa dan Dinas Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Program ini tidak lama lagi akan memasuki tahapan pembangunan fisik karena para Kepala Desa dari 4 desa yang mendapat bantuan bedah rumah sudah menandatangani nota kerjasama dengan Dinas Cipta Karya.
Sementara itu, dalam bidang pendidikan, QT juga menjalin kerjasama dengan Gugus PAUD di 4 desa binaan. Menurut Manajer Pendidikan Program QT, Mokh. Syaiful Bakhri, QT sudah tiga kali menjalin kerjasama dengan para guru-guru PAUD. Diawali dengan pertemuan dengan kepala sekolah PAUD, kemudian mengadakan sosialisasi Program,QT dalam bidang pendidikan dan terakhir kerjasama dalam penyusunan perangkat pembelajaran bagi guru PAUD untuk tahun ajaran 2014-2015.
Apresiasi
Diskusi melalui jejaring sosial WhatsApp tentang pemberdayaan masyarakat desa melalui Program Qoryah Toyyibah pada awalnya dibuka oleh Samsul Huda Agro yang memberikan apresiasi kepada IASS yang mengadakan program QT. “Sebagai alumni saya ikut senang dan bangga dengan adanya program Qoryah Toyyibah,” tulis Samsul.
Diskusi mulai menghangat dengan masuknya tanggapan dari Abdul Rokhim yang sehari-harinya bekerja sebagai Direktur Keuangan Koperasi BMT UGT Sidogiri. Dia menulis, “Setiap desa punya kelebihan dan keunggulan masing-masing. .Program Qoryah Toyyibah diharapakan dapat memunculkan dan mengangkat kelebihan dan keunggulan yangg ada pada setiap desa.”
Menurut Abdul Rokhim, QT tidak harus menyamakan desa satu dengan lain. “Tapi kelebihan satu sama lain disinergikan. Dari itu QT harus punya data statistik yang lengkap sehingga arah pembinaan dan mendampingan berbasis data,” tulisanya.
Apa yang disampaikan oleh Abdul Rokhim mendapat respon beragam dari anggota group. Salah satunya dari Mokh. Syaiful Bakhri yang menyebutkan bahwa potensi yang ada di desa Sidogiri antara lain dalam bidang pendidikan, ekonomi dan wisata relijius. Potensi-potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sehingga menjadi desa emas melalui berbagai program pemberdayaan.
Respon terhadap Program QT juga disampaikan oleh Anwar Sadad. Dia mengusulkan “huruf M” dalam kata “emas” ditujukan untuk membangun desa yang mandiri terutama kemandirian dalam pangan. “Sekarang ini dunia sedang dilanda krisis energi dan pangan. Kalau mengalami krisis pangan apa orang lapar disuruh makan laptop?,” paparnya.
Mokh. Syaiful Bakhri
Foto : H. Mahmud Ali Zain

