Perlu Sinergi Akademisi dan Praktisi

Kaum akademisi dan kaum praktisi perlu bersinergi dan bergandengan tangan antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila sinergi antara akademisi dan praktisi dapat dilakukan, akan menjadi kekuatan yang sangat besar. “Sidogiri adalah cermin dari perpaduan akademisi dan praktisi sehingga bisa membuahkan hasil yang luar biasa,” ungkap Direktur PT. BPR Syariah UMMU Pasuruan, Abdussalam, S.E.I.
Menurutnya, antara akademisi dan praktisi keduanya saling membutuhkan untuk menutupi kekurangan masing-masing. “Ketika memulai suatu bisnis, seorang pengusaha pasti akan membutuhkan hasil riset, data survei, keinginan konsumen, perhitungan matematis, dan studi kelayakan bisnis yang biasanya dilakukan oleh akademisi yang ahli di bidangnya,” paparnya.
Tanpa sinergi antara akademisi dan praktisi, usaha yang dirintis akan mengalami kegagalan. Pengusaha yang nekad tanpa modal otak yang encer dan analisa bisnis yang akurat, dan hanya mengandalkan kekuatan finansial saja, bisnisnya akan hancur, gulung tikar, mudah ditipu orang dan pada akhirnya akan bangkrut. "Sebaliknya, ketika hasil riset, analisa, dan survei menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki potensi bagus dan sangat prospek untuk dikembangkan, namun kalau tidak ada dana, atau tidak ada yang mendanai, maka akan sulit untuk berjalan," tukasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri, H. Mahmud Ali Zain, pada kesempatan terpisah mengatakan, sebaiknya bisa dikawinkan antara praktisi dengan akademisi. “Tidak perlu saling menafikan apalagi saling menjelekkan sebab masing masing punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan satu pihak bisa dipakai melengkapi pada kekurangan pihak yangg lain juga sebaliknya,” pungkasnya.
Mokh. Syaiful Bakhri
Foto: Abdussalam, S.E.I.






