Usaha “Seblak Dapur Mantan” Asal Blitar Sukses Tembus 3 Cabang, Awalnya Cuma Kedai Es
Blitar – Siapa sangka sebuah kedai es yang sepi pelanggan saat musim hujan bisa bertransformasi menjadi bisnis kuliner sukses dengan tiga cabang? Itulah kisah inspiratif dari Holif Ahmada, pelaku usaha mikro sekaligus anggota BMT UGT Nusantara di Kabupaten Blitar yang kini sukses mengembangkan usaha kuliner khas Sunda dengan nama unik: Seblak Dapur Mantan.
Berawal dari tahun 2018 akhir, Holif memulai usahanya dengan membuka kedai es bernama "Es Mantan". Namun, saat musim hujan datang, penjualannya menurun drastis. Dari situlah muncul ide untuk mengalihkan fokus bisnis ke makanan panas yang cocok disantap kapan saja, seperti bakso, mi ayam, dan makanan khas Sunda seperti seblak.
“Awalnya saya enggak tahu apa itu seblak. Saya coba browsing dan mencicipi berbagai seblak yang ada di Blitar. Lalu saya kembangkan sendiri resepnya, sampai ketemu rasa yang cocok di lidah masyarakat sini,” ujar Holif saat diwawancarai tim media BMT UGT Nusantara pada Februari 2024.
Nama "Dapur Mantan" pun tetap dipertahankan, dengan makna yang unik dan menggelitik. “Bukan mantan dalam arti hubungan, tapi singkatan dari ‘mantap tenan’. Kami pakai slogan ‘mudah diingat, sulit dilupakan seperti mantan’,” katanya sambil tertawa.
Seiring waktu, bisnis yang berawal dari satu warung kini berkembang pesat. Mulai 2021, Holif membuka cabang di Srengat, Wonodadi, hingga kota Blitar tepatnya di depan SMA 1 Blitar. Meski sempat mengalami perubahan dalam sistem kerja sama mitra, kini usaha Seblak Dapur Mantan memiliki tiga cabang aktif dan mempekerjakan sekitar 15 karyawan.
Namun, perjalanan itu tidak selalu mulus. Holif mengaku tantangan terbesarnya adalah di bidang pemasaran dan pengelolaan sumber daya manusia.
“Latar belakang saya itu keperawatan, jadi ilmu pemasaran dan manajemen tim saya pelajari sambil jalan. Menyatukan 15 orang dengan karakter berbeda-beda itu tantangan tersendiri. Tapi dari situ saya belajar untuk menjadi pemimpin yang tegas dan bisa dipercaya,” jelasnya.
Kisah Holif menjadi bukti bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi, sebuah usaha kecil bisa tumbuh menjadi bisnis yang berdampak besar. Bukan hanya untuk pemiliknya, tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

