NU Perlu Cetak Pengusaha Baru
Ketua PBNU sekaligus Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifulloh Yusuf yang lebih akrab dipanggil Gus Ipul mengatakan, NU harus mampu mencetak pengusaha-pengusaha baru. “Pengusaha dari kalangan NU itu masih minim. Yang banyak orang-orang NU itu jadi guru ngaji, ustadz dan kiai,” tandasnya saat menghadiri kegiatan Istighotsah Juma’at Legi PCNU Kabupaten Pasuruan di MWC NU Sidogiri yang dilaskanakan di Masjid Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Ngabar Kraton Pasuruan.
Dalam acara Istighotsah Juma’at Legi tersebut, dihadiri oleh Rois PBNU KH. Mas Muhammad Subadar, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan KH. Ad. Rohman Syakur dan jajaran Rois Syuriah lainnya seperti KH. Muzakki Birrul Alim dan kiai-kiai lainnya, Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH. Shonhaji Abdussomad beserta jajarannya, Ketua Maarif Kabupaten Pasuruan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini KH. A. Mujib Imron dan pengurus MWC NU se-Kabupaten Pasuruan dan pengurus Ranting NU se-Kabupaten Pasuruan.
Untuk itu, menurut Gus Ipul, orang-orang NU harus didorong menjadi pengusaha agar banyak lahir pengusaha baru dari kalangan NU. Bila banyak lahir pengusaha baru dari NU, maka akan dapat meningkatkan perekonomian negara. Sebab, semakin banyak pengusaha dari suatu negara, maka semakin meningkatkan perekonomian negara tersebut. “Kita perlu mencetak sebanyak mungkin pengusaha dari kalangan NU. Orang NU itu jangan hanya jadi guru ngaji, ustadz dan kiai, harus banyak juga yang menjadi pengusaha,” harapnya.
Berharap kepada NU
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul menyampaikan bahwa dirinya baru saja mendampingi Ketua PBNU KH. Aqil Siradj menemui Wakil Presiden RI Yusuf Kalla. Dalam pertemuan tersebut, menurut Gus Ipul, Yusuf Kalla mengharapkan agar NU membantu Pemerintah karena Indonesia saat ini sedang menghadapi krisi ekonomi sebagai akibat dari dampak krisis ekonomi global dan kondisi ekonomi Indonesia sendiri yang sedang mengalami pelambatan.
“Menurut Pak Yusuf Kalla, Indonesia itu dilanda krisis karena banyak produk pertanian dan peternakan yang harus impor dari luar negeri. Seperti beras dan sapi saja, kita harus impor dari luar negeri,” kata Gus Ipul.
Oleh karena itu, selain mendorong lahirnya pengusaha baru dari kalangan NU, Gus Ipul mengharapkan agar warga NU meningkatkan semangatnya dalam mengelola pertanian dan peternakan. “Kalau orang-orang NU itu rajin dan bersemangat bertani dan beternak, maka agar Indonesia akan terbebas dari ketergantungan impor dari luar negeri,” tandasnya.
Mokh. Syaiful Bakhri

