Makna Silaturahmi

Jul 18, 2016 - 00:00
 0  18
Makna  Silaturahmi

Kata silaturahmi atau kadang ditulis dengan silaturrahim berasal dari bahasa Arab washala dan rahim. Washala yang kemudian berubah menjadi shilatu berarti “menyambung” atau “menghubungkan”. Sedang rahim berarti “kerabat” atau “kasih sayang”. Dengan demikian, silaturahmi berarti "menyambung atau mempererat tali kekerabatan atau persaudaraan." Selain itu, silaturahmi berarti "menyambung kasih sayang sebagaimana kasih sayang seorang ibu kepada janin yang berada dalam rahimnya."

Karena itulah, dalam sebuah teks suci, “menjalin silaturahmi” dan “berbakti kepada kedua orang tua” disebutkan dalam anjuran secara sepadan. Misalnya, Rasulullah SAW bersabda: “Berbaktilah kepada kedua orang tuamu dan sambunglah tali silaturahmi”. Dalam ajaran Islam, silaturahmi memang sangat dianjurkan bahkan diperintahkan langusng oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisa ayat 1: “Dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Begitupula, Rasulullah SAW juga telah bersabda: “Sambunglah silaturahmi walau hanya dengan menyampaikan salam.” Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menyampaikan manfaat di dunia dan di akhirat yang akan diperoleh bagi orang-orang yang menyambung tali silaturahmi. Rasulullah SAW bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah dan sambunglah silaturahmi niscaya engkau akan memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.” Di antara kebaikan di dunia yang akan diperoleh oleh orang yang bersilaturahmi yaitu, memperpanjang usia, memperluas rezeki dan menghilangkan kesulitan.

Ketiga kebaikan ini selaras dengan pesan Nabi Musa AS kepada umatnya sebagaimana yang tertulis dalam kitab Taurat: “Bertaqwalah kepada Tuhanmu, berbaktilah kepada kedua orang tuamu dan sambunglah tali silaturahmi niscaya Kupanjangkan umur, Kutambah hartamu dan Kulenyapkan kesulitanmu.” (Tanbighul Ghafilin) Biasanya, silaturahmi itu dilaksanakan secara fisik dengan cara berkunjung ataupun bertemu dalam sebuah acara seperti halal bi halal. Menjelang memasuki bulan Ramadhan, misalnya, umat Islam banyak yang melakukan silaturahmi. Utamanya silaturahmi seorang anak kepada kedua orang tuanya ataupun silaturahmi seseorang kepada kerabat atau teman-teman sejawat.

Bahkan di antara mereka ada yang bersilaturahmi kepada keluarganya yang sudah meninggal dengan cara berziarah ke makamnya. Menjelang bulan Ramadhan, mereka bgersilaturahmi untuk meminta maaf atas segala dosa dan kekhilafannya agar dapat menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Silaturahmi yang khas dan menjadi tradisi bangsa Indonesia adalah mudik Lebaran. Setahun sekali, umat Islam yang bekerja di tempat yang jauh dari kampung halaman atau yang merantau ke tanah seberang bahkan yang berada di luar negeri sekalipun, akan mudik ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan saudara-saudaranya. Selain dari yang sudah disebutkan tadi, ada amal ibadah yang bernilai silaturahmi.

Dalam sebuah hadis disebutkan, sedekah kepada orang lain itu nilainya hanya sedekah saja, namun sedekah kepada keluarga itu selain bernilai sedekah juga bernilai silaturahmi. Karena itu, dengan memberikan sedekah kepada keluarga itu akan dapat mempererat tali silaturahmi. Silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi secara fisik. Artinya, silaturahmi dilaksanakan secara langsung dengan mendatangi rumah atau tempat tinggal seseorang. Terutama silaturahmi dari seorang anak kepada kedua orang tuanya, maka yang paling utama adalah silaturahmi secara langsung dengan mendatanginya. Setiap langkah dari seorang anak yang bersilaturahmi kepada kedua orang tuanya, akan dicatat sebagai pahala.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Alghifari r.a., maka Allah akan mencatat untuk setiap langkahnya dengan seratus pahala. Selain itu, Allah akan menghapus dosa-dosanya dan mengangkat seratus derajat untuknya. Namun terkadang ada situasi yang tidak memungkinkan bagi seorang anak bersilaturahmi kepada orang tuanya secara langsung. Misalnya, seorang anak yang bekerja di Irian Jaya, sedang orang tuanya berada di Pasuruan. Karena untuk bertemu secara fisik dengan orang tuanya tidak mudah, maka salah satu jalan adalah dengan silaturahmi melalui perantara. Saat ini, perantara yang cukup murah dan efektif adalah telepon.

Apabila pada silaturahmi fisik secara langsung setiap langkahnya akan dicatat sebagai pahala, maka pada silaturahmi melalui telepon, insya Allah setiap pulsanya akan dicatat sebagai pahala. Tentunya, agar tercapai maksudnya untuk bersilaturahmi, maka ketika menelpon diniatkan untuk silaturahmi. Ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya amal itu dapat sah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang menurut apa yang diniatkannya…”

Dengan demikian, silaturahmi merupakan pesan moral agama yang memiliki manfaat duniawi dan ukhrawi. Manfaat manfaat di dunia yang akan diperoleh oleh orang-orang yang menyambung tali silaturahmi, yaitu bertambahnya umur, bertambahnya harta dan menghilangkan berbagai kesulitan. Apakah Anda ingin mendapatkan ketiga-tiganya? Bila ya, maka sambunglah tali silaturahmi. Bila tidak, selain Anda tidak akan memperoleh tiga manfaat tersebut, rahmat Allah juga akan terputus. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman: “Akulah Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) dan engkau adalah rahim. Siapa yang memutuskan engkau, berarti rahmat-Ku akan Kuputuskan; dan siapa yang menyambungmu, berarti menyambung rahmat-Ku.”

Mokh. Syaiful Bakhri


Sumber; Majalah Noor Jakarta

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow