Kebangkitan Kedua Kaum Santri Melalui Civil Society

Jun 6, 2015 - 00:00
 0  17
Kebangkitan Kedua Kaum Santri Melalui Civil Society

Direktur Qoryah Thoyyibah Sidogiri (QTS) H. Mahmud Ali Zain mengatakan, sudah saatnya untuk kebangkitan kedua kaum santri melalui civil society. Kebangkitan pertama kaum santri terjadi pada peristiwa bersejarah yang menentukan hidup-matinya negara Indonesia yaitu pertemputan 10 November 1945 di Surabaya Jawa Timur.

“Meski kurang tercatat dalam sejarah, kaum santri atas komando para kiai melalui resolusi jihad mengobarkan semangat perlawanan terhadap sekutu yang berusaha untuk menguasai Surabaya,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan para operator desa dan manajer baru QTS di aula Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT UGT Sidogiri Indonesia Kamis (4/6/2015) .

Dalam acara pelantikan operator desa baru tersebut, dihadiri oleh para pengelola QTS antara lain Wakil Direktur QTS H. Bashori Alwi, M. Pd, Bendahara QTS H. Dumairi Nor, Manajer Sosial dan Budaya QTS H. Abdul Wahid, Manajer Ekonomi dan Bisnis H. Abdulloh Shodiq, dan Manajer Pendidikan dan Lingkungan Mokh. Syaiful Bakhri.

Sedangkan para manajer baru yang dilantik yaitu HM. Sholeh sebagai Manajer Ekonomi dan Bisnis, Ilham Wahudi, M.SE.I sebagai Manajer Pendidikan dan Lingkungan, KH. Abdul Ghofur sebagai Manajer Sosial dan Budaya.Hanya saja, SK pengangkatan para manajer baru tersebut nanti akan diberikan bersamaan dengan pengangkatan pengurus baru Ikatan Alumni Santri Sidogiri.

Menurut H. Mahmud Ali Zain, kebangkitan kaum santri kedua dalam membangun bangsa adalah melalui jalur civil society atau masyarakat madani. “Pengabdian kepada bangsa dan negara itu dapat melalui jalur birokrasi dan jalur politik. Hanya saja, kedua jalur itu sangat terbatas jumlahnya karena yang dapat menjadi pegawai negeri , anggota dewan, bupati, gubernur sampai presiden itu sedikit sekali. Sedangkan, jalur civil society itu tak terbatas jumlahnya. Mereka dapat mengabdi kepada bangsa tanpa harus membebani anggaran pemeritnah,” ungkapnya.

Melalui civil society, lanjutnya, kaum santri dapat turut serta membangun bangsa dan negara demi terwujudnya baldatun thoyyibatun wa rabbung ghofur dan izzul Islam wal muslimin. “Program Qoryah Thoyyibah Sidogiri ini merupakan ikhtiar dari kaum santri alumni pondok pesantren untuk turut berperan dalam membangun bangsa dan negara,” ujarnya.

Menurutnya, pada tahun 2015 ini QTS  meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara dengan melantik para operator dan manajer baru agar dapat berkhidmat untuk membangun desa. “Pada tahun 2014 kami hanya membina empat desa di kecamatan Kraton, sekarang ditingkatkan menjadi 32 desa di kecamatan Kraton, Rembang, Pohjentrek dan Ngabar,” jelas H. Mahmud Ali Zain.

Mokh. Syaiful Bakhri

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow