Jangan Abaikan Pendidikan Anak dalam Keluarga

Jun 1, 2016 - 00:00
 0  23
Jangan Abaikan Pendidikan Anak dalam Keluarga

Pendidikan anak dalam keluarga dinilai sangat penting dalam membentuk dasar-dasar kepribadian seorang anak. Oleh karena itu, orang tua diharapkan jangan sampai mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga dengan alasan kesibukan kerja. Demi pendidikan anak dalam keluarga, apabila kedua orang tua bekerja di luar rumah, ibunya sebaiknya mengambil cuti untuk fokus mendidik anak dalam keluarga. Sebab, mendidik anak dalam keluarga itu jauh lebih  penting dan berharga daripada mengumpulkan materi.  

“Orang tua jangan sampai mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga. Pendidikan anak dalam keluarga harus mendapat prioritas utama dari orang tua yang tidak boleh digantikan oleh orang lain. Oleh karena itu, apabila kedua orang tua bekerja di luar rumah, sebaiknya ibunya cuti dari pekerjaan di luar rumah untuk fokus mendidik anak dalam keluarga. Apalah artinya mengumpulkan materi, namun mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga,” tandas Wakil Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia H. A. Saifulloh Naji saat dimintai pendapat tentang peran orang tua dalam mendidik anak, Rabu (1/6/2016).

Menurutnya, merupakan kerugian besar bagi orang tua apabila mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga dan menyerahkan pendidikan anak dalam keluarga kepada orang lain seperti nenek atau kekeknya. “Malah lebih rugi lagi apabila pendidikan anak dalam keluarga itu diserahkan kepada pengasuh bayi atau pembantu rumah tangga. Terlebih lagi, akhir-akhir ini mencuat kasus pembantu rumah tangga yang bukannya menyayangi anak majikannya, malah menganiaya anak majikannya” ujar alumni Pondok Pesantren Sidogiri yang saat ini mendapat amanah sebagai Sekretaris Umum Pondok Pesantren Sidogiri.

Dia menyebutkan kerugian besar karena apabila pendidikan anak dalam keluarga diserahkan kepada kakek, nenek atau pembantu karena hal itu beresiko kurang baik bagi pembentukan karakter anak. “Apabila diserahkan kepada kakek atau neneknya, kecendrungannya anak akan dididik dengan kemanjaan. Sebab, biasanya seorang kakek atau nenek itu cenderung memanjakan cucunya. Sedangkan, anak yang dimanja itu biasanya tidak dapat hidup dengan mandiri dan cenderung menggantungkan diri pada orang lain,” tandas Ketua MWC NU Sidogiri ini.

Lalu bagaimana bila pendidikan anak dalam rumah tangga diserahkan kepada pembantu? “Seorang pembantu itu biasanya hanya memperhatikan pada tugas utamanya sebagai seorang pembantu rumah tangga. Kalaupun dia diberi tugas mengasuh anak terutama balita, maka yang dapat dilakukanya biasanya hanya sebatas memberi asupan makanan dan mengganti pakaian pada anak atau balita yang diasuhnya, ” kata pria kelahiran Bangkalan, Madura, ini.

Karena tidak ingin mengalami kerugian besar dalam mendidik anak, maka dia turun tangan sendiri dalam mendidik anak dalam keluarga. “Saya memiliki lima orang putra dan putri. Pendidikan anak dalam keluarga saya tangani langsung bersama dengan istri saya. Sejak dari kecil anak-anak saya didik dengan pendidikan akhlakul karimah atau budi pekerti yang baik dan melatih mereka untuk melaksanakan ajaran agama terutama shalat lima waktu secara berjamaah,” ungkapnya.

Menurutnya, mendidik anak dengan akhlakul karimah karimah itu sangat penting sekali. Dengan membekali anak dengan akhlakul karimah, maka seorang anak akan menjadi anak yang memiliki sopan santun, baik sopan santun kepada orang tua, sopan santun kepada adik dan kakaknya, dan sopan santun kepada orang lain. “Saya menekankan pendidikan akhlakul karimah karena menurut saya keberhasilan orang tua dalam mendidik anak itu bukan diukur dari kesuksesan dari segi materi, tetapi sejauh mana dia bisa menjadi anak yang shaleh yang berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa,” pungkasnya.

 

Mokh. Syaiful Bakhri   

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow