ICTP 2025 Dorong Transformasi Pesantren Menuju Indonesia Emas

Jul 28, 2025 - 08:43
 0  132
ICTP 2025 Dorong Transformasi Pesantren Menuju Indonesia Emas

JAKARTA – Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (ICTP) 2025 yang diselenggarakan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi digelar pada 24–26 Juni 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Mengusung tema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian”, forum ini menjadi momentum penting untuk mendorong transformasi total pesantren agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi serta berdaya saing dalam pembangunan nasional.

Acara ini diikuti lebih dari 400 peserta yang berasal dari berbagai pesantren, lembaga pendidikan, kalangan akademisi, peneliti, serta tokoh nasional dan internasional. Pembukaan konferensi dilakukan langsung oleh Ketua Umum PKB, Dr. (H.C.) Abdul Muhaimin Iskandar.

Dalam sambutannya, Gus Muhaimin — sapaan akrabnya — menekankan urgensi perubahan sistemik di lingkungan pesantren guna menjawab tantangan era digital.

“Jika tidak melakukan perubahan, maka pesantren akan tertinggal dan tak mampu menjadi penggerak perubahan sosial,” tegasnya.

Konferensi selama tiga hari ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis yang disampaikan oleh Ketua Panitia ICTP 2025, KH Syaifullah Ma’shum, dalam sesi penutupan. Ia menegaskan bahwa pesantren harus mampu mengintegrasikan tradisi keislaman dengan keilmuan modern, digitalisasi, serta tata kelola kelembagaan yang lebih profesional.

“Pesantren harus menjadi bagian dari arus kemajuan. Bila tidak, mereka akan tersingkir oleh lembaga yang lebih adaptif,” ujarnya.

KH Syaifullah juga menyoroti pentingnya dukungan negara dalam bentuk regulasi, fasilitas, dan jaringan penguatan kelembagaan. Namun demikian, ia mengingatkan agar lonjakan jumlah pesantren — dari 32.000 menjadi lebih dari 40.000 dalam tiga tahun terakhir — tidak mengaburkan kualitas. Ia mewanti-wanti munculnya lembaga yang hanya berorientasi pada kepentingan pragmatis atau politis.

“Perlu dibentuk satuan tugas pengawasan agar pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan Islam yang nasionalis, moderat, dan mencerdaskan,” tambahnya.

Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam konferensi ini, antara lain Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama KH Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Muhammad Nuh, serta jajaran elite PKB seperti Hanif Dhakiri, Jazilul Fawaid, dan Ida Fauziyah. Para pengasuh pesantren ternama serta pembicara internasional, termasuk perwakilan dari Kedutaan Besar Iran, juga meramaikan forum ini.

Salah satu kontribusi penting datang dari narasumber H. Abdussalam, S.E.I., M.E., Selaku Manager Keuangan KSPPS BMT UGT Nusantara. Dalam sesi seminar bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Pesantren”, ia menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi pesantren melalui optimalisasi potensi internal, pemberdayaan santri, serta pembangunan model bisnis berbasis jaringan.

“Pesantren perlu mendorong digitalisasi sistem keuangan dan pembayaran untuk memudahkan transaksi dan pencatatan. Ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak pesantren,” ungkapnya.

Abdussalam juga menekankan pentingnya penguatan jaringan alumni, peran wali santri dan simpatisan, serta peningkatan akses beasiswa pendidikan tinggi bagi para santri sebagai investasi sumber daya manusia unggul di masa depan.

Konferensi ICTP 2025 menjadi panggung strategis untuk menyatukan ide dan langkah konkret dalam memajukan pesantren sebagai pilar utama menuju visi Indonesia Emas 2045 — sebuah masa depan Indonesia yang adil, maju, dan berdaya saing global, dengan pesantren sebagai fondasi transformasinya.

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow