Malang Post: Perkembangan Koperasi Ponpes Luar Biasa

Mei 3, 2014 - 00:00
 0  23
Malang Post: Perkembangan Koperasi Ponpes Luar Biasa

MALANG - Majunya perkembangan perkoperasian di kalangan pondok pesantren memberi warna tersendiri dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Koperasi yang dikelola Pondok Pesantren Sidogiri misalnya, sukses mengelola dana dari hanya sebesar Rp 13 juta kini menjadi Rp 3 trilyun.


"Bagaimana koperasi kecil ini bisa menjadi ber omzet triliunan? Karena kami mengelola lembaga ini dengan simpel dan tidak njlimet, dan kami bukan yang terbaik tapi kami berani menjadi yang terbaik," ungkap Ketua Pengurus BMT UGT Sidogiri, KH. Mahmud Ali Zain saat berbicara dalam Halaqah Ketahanan Ekonomi Nasional yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Maliki.


Menurutnya, Koperasi Ponpes Sidogiri bisa besar karena orang-orang di dalamnya. Pertama, karena orangnya siddiq dan amanah dan organisasinya transparan dan profesional. Sifat siddiq dan amanah menurutnya merupakan sifat Rasul yang memiliki karakter terpuji dan pantas dimiliki manusia lain. Hal ini yang diterapkan dalam koperasi BMT UGT Sidogiri. Pengelola, pengawas, pengurus hingga kacapem harus jujur dan amanah. Jujur implementasinya dalam perkataan dan perilaku, tidak pernah cacat keuangan, dan menepati janji. "Kacapem adalah ujung tombak yg paling utama,” urainya.


Selain itu, hal lain yang membuat koperasi tumbuh besar adalah catatan keuangan yang sesuai kenyataan, janji yang selalu ditepati. Karena pengelolaan dan lembaga yang sudah bagus, anggota baru dan simpanan terus bertambah. Anggota menjadi yakin, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai harapan.


Sementara, menurut Deputi Direktur Komunikasi OJK, Djonieri, BMT adalah salah satu lembaga keuangan yang akan berada di bawah pengawasan OJK pada 2015. Ia juga mencontohkan, bagaimana aktivitas Ustad Yusuf Mansur yang mengimpun dana dari masyarakat kemudian diarahkan untuk membentuk perusahaan terbuka. Dan akhirnya Yusuf Mansur memilih bentuk koperasi untuk menjalankan aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat itu.


”Beliau karena ketokohannya sangat dipercaya masyarakat, tapi sesuai aturan tetap harus memiliki badan hukum, rupanya beliau memilih koperasi,” jelasnya.

Selain itu ia juga mengingatkan pentingnya memerangi lembaga keuangan bodong. Dan ia mengajak seluruh peserta yang hadir dalam halaqah kemarin ikut memeranginya.


Ketua Bidang Perdagangan KNPI Khusen Yusuf menuturkan, edukasi kepada masyarakat ini sengaja dilakukan agar tidak tertipu dengan investasi bodong. Sebab tidak menutup kemungkinan label syariah dipakai, namun sebenarnya hanya penipuan. Hal senada diungkapkan Sekjen DPP KNPI, RM Moh Bintang Dimas Prabowo. Menurutnya peran OJK melindungi konsumen dan masyarakat perlu disosialisasikan. KNPI mengangkat tema lembaga keuangan syariah karena KNPI memiliki visi membina enterpreneurship.


”Pemuda memiliki banyak tantangan, terutama lapangan kerja, sementara perhatian pemerintah sangat kurang. Melalui acara ini diharapkan bisa memacu bagaimana peran pemuda menghadapi keuangan syariah, dan melindungi masyarakat dengan jasa keuangan tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. []

Editor: Syamsul Arifin Munawwir

Sumber: malang-post.com

Foto: Logo malang-post.com.

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow