Sampai Kapan Pertahankan SHU Tinggi?

Des 25, 2014 - 00:00
 0  32
Sampai Kapan Pertahankan SHU Tinggi?

Tak dapat dipungkiri bahwa tingginya minat masyarakat menjadi anggota koperasi syariah di Sidogiri baik untuk Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT Maslahah dan Koperasi BMT UGT Sidogiri, adalah didorong oleh tingginya Selisih Hasil Usaha (SHU) yang diberikan kepada anggota. Selama ini ketiga koperasi syariah di Sidogiri tersebut, memberikan SHU kepada anggota rata-rata sebesar 18 % per tahun.

Tentu saja SHU sebesar 18 % yang diberikan oleh koperasi di Sidogiri itu tergolong tinggi bila dibandingkan dengan deposito bank konvensional. Bank konvensional  hanya memberikan bunga deposito sekitar 7 % setahun. Sampai kapan koperasi di Sidogiri akan memberikan SHU sebesar 18 %?

Hal inilah yang belakangan ini mulai dibicarakan oleh berbagai pihak yang peduli dengan masa depan koperasi syariah yang ada di Sidogiri. Terlebih lagi dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang, SHU sebesar 18 % tentu saja bakal menjadi bumerang bagi koperasi syariah di Sidogiri untuk bisa bersaing secara sehat.

Untuk dapat mencapai SHU sebesar 18 % koperasi syariah di Sidogiri menargetkan laba 4 % setiap bulannya. Namun target tersebut tidak mudah untuk dicapai kadang hanya dapat 2 % sampai 3 %. Bahkan kadang tidak mendapatkan laba sampai minus laba. Dengan target laba terebut,  maka dalam waktu 10 bulan koperasi akan mendapatkan laba sekitar 30 % sampai 40 %.

Dihitung hanya 10 bulan karena bulan Januari dan Desember tidak dihitung karena meraup untung di awal bulan dan di akhir bulan dianggap sulit. Awal bulan masih konsolidari dan akhir bulan untuk aktivitas RAT. Dari keuntungan 30% sampai 40 % itu kemudian anggota mendapatkan SHU 50 % dari keuntungan sehingga dapat SHU sekitar 18 %. Sedangkan 50 % SHU sisanya digunakan untuk dana sosial, zakat dan dana cadangan.

Dengan mematok laba 4% sebulannya, maka konsekuensinya, pricing atau harga produk layanan jasa keuangan terutama pada Koperasi BMT Maslahah dan Koperasi BMT UGT Sidogiri akan lebih mahal bila dibandingkan dengan pricing yang diberikan oleh bank konvensional terutama BRI.

Padahal, pricing perbankan di Indonesia itu masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan bank-bank yang ada di ASEAN. Karena itulah, dalam era MEA nanti bank-bank dari Negara-negara ASEAN akan berlomba untuk membuka layanan di Indonesia. Mereka akan membuka layanan di Indonesia dan menawarkan pricing yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank yang ada di Indonesia.

Sadar akan resiko pricing yang tinggi, dalam kesempatan berdialog Pak Muhammad Antonio Syafii beberapa waktu yang lalu di Koperasi BMT Maslahah, Manager Bisnis Koperasi BMT UGT Sidogiri HM. Sholeh Wafi bertanya: “Bagaimana memenangkan persaingan di era MEA sementara pricing kita lebih tinggi?”

Pak Muhammad Antonio Syafii bijak dalam menjawab. Beliau tidak langsung mengatakan, “Tidak mungkin menang bersaing kalau harga jual produk kita lebih mahal.” Namun secara bijak beliau menjawab, “Untuk menjadi pemenang dalam persaiangan usaha era MEA nanti, maka kita harus memantaskan diri untuk menjadi pemenang.”   

Sustainable

Terkait dengan SHU tinggi yang diberikan oleh koperasi syariah di Sidogiri, H. Mahmud Ali Zain selaku Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT  Sidogiri dan Pengawas Manajemen Koperasi BMT Maslahah tidak menampik apabila hal itu menjadi pendorong tingginya minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi. Namun, untuk keberlangsungan koperasi syariah di Sidogiri di masa mendatang, beliau mewacanakan untuk lebih memperhatikan bagaimana masa depan koperasi di tengah makin ketatnya persaingan di era MEA daripada hanya sekedar mengejar keuntungan semata.

“Jangan hanya mengejar keuntungan semata, kita perlu memikirkan bagaimana sustainable koperasi di masa yang akan datang,” ungkapnya kepada penulis.

Tentu saja, koperasi syariah yang ada di Sidogiri akan sulit bersaing manakala tidak memperhatikan perubahan yang ada di sekitarnya. Mempertahankan SHU tinggi berarti sama halnya dengan mempertahankan pricing tinggi. Sedangkan, dengan pricing yang tinggi maka koperasi kita akan sangat sulit bersaing era MEA mendatang.

Karena itulah, kebijakan SHU tinggi perlu dikaji ulang. Demi mempertahankan kelangsungan koperasi di masa yang akan datang, secara bertahap SHU untuk anggota perlu diturunkan perlahan demi perlahan. Misalnya diturunkan 0,5 persen setiap tahunnya. Maka dalam 10 tahun menjadi 13 % dan dalam waktu 12 tahun menjadi 12 %. Secara bertahap perlu dilakukan agar tidak menimbulkan guncangan di tingkat anggota.

Namun untuk menurunkan SHU anggota ke tingkat yang sewajarnya, selain perlu menjalin komitmen dengan pengurus ketiga koperasi yang ada di Sidogiri, juga perlu meminta komitmen dengan  anggota sehingga mereka berlapang dada menerima SHU yang wajar.

“Apakah BMT Maslahah mau menurunkan SHU terlebih dahulu, nanti Kopontren  ikut,” kelakar Bendahara Kopontren Sidogiri Ilham Wahyudi, M.E.I.  saat Rapat Anggota Kopontrem beberapa waktu yang lalu. Kebetulan, dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh HM. Dumairi Nor selaku Direktur Utama Koperasi BMT Maslahah.

Mokh. Syaiful Bakhri

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow