Berkhidmat Itu Ibadah (2)

Nov 11, 2016 - 00:00
 0  40
Berkhidmat Itu Ibadah (2)

Seorang suami dapat berkhidmat kepada keluarga dengan bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tentu saja, khidmat bagi suami di sini tidak terbatas kepada mencari nafkah saja, membantu istri dalam menangani urusan rumah tangga dan melayani anak-anaknya pun juga termasuk sebagai khidmat kepada keluarga. Seorang suami yang menyenangkan hati istri dan keluarganya tentu saja merupakan berkhidmat kepada keluarga.

Demikian pula, seorang istri juga memiliki kesempatan yang sangat besar untuk berkhidmat kepada keluarga. Seorang istri yang setia dan senantiasa menyenangkan hati suaminya, melayani keluarganya dengan sebaik-baiknya merupakan khidmat kepada keluarga.

Dalam Islam berkhidmat kepada keluarga itu sangat dianjurkan dan bernilai ibadah. Seorang suami ataupun istri yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sangat besar nilai pahalanya di sisi Allah. Menurut Nabi SAW nilai pahalanya sama dengan orang yang berperang untuk menegakkan agama Allah (sabilillah).

Dalam kitab Tanbighul Ghâflîn karya Al-Faqih Abu Laits Samarqandy disebutkan hadis tentang keutamaan memberi nafkah kepada keluarga. Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ayyub bahwa suatu ketika para sahabat sedang memuji seorang pemuda yang cakap dan tangkas.

Parasahabat berkata, “Sangat beruntung jika pemuda itu mau menggunakan kecakapan dan ketangkasannya untuk berperang menegakkan agama Allah (sabilillah).” Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW, “Yang disebut menegakkan agama Allah itu bukan hanya berperang saja. Ketahuilah bahwa orang yang bekerja/berusaha untuk memberi nafkah yang halal kepada keluarganya itu disebut sabilillah. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda, “Satu dirham yang dibelanjakan untuk keluarga lebih baik dari 1000 dirham yang dibelanjakan untuk sabilillah.”

Selain nilai pahalnya sama dan bahkan lebih utama dari sabilillah, seseorang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya memiliki kedudukan yang sangat terhormat di sisi Allah dan Rasul-Nya. Allah dan Rasul-Nya mencintai orang-orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya. Tangan orang yang melepuh karena bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya bagi Rasulullah SAW merupakan tangan yang sangat mulia.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mencium tangan Sa’ad bin Musa Al-Anshary yang melepuh karena bekerja untuk menghidupi keluarga yang menjadi tanggungannya. Bagaimanakah kejadiannya sehingga Rasulullah SAW sampai melakukan hal yang demikian itu?

Seusai kembali dari perang Tabuk Rasulullah SAW melihat tangan Sa’ad bin Musa Al-Anshary yang melepuh. Kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sinar matahari.

“Kenapa tanganmu?” Tanya Rasulullah SAW.

“Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku,” jawab Sa’ad.

Rasulullah SAW mengambil tangan Sa’ad lalu menciumnya seraya berkata ,”Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka.”

Dalam riwayat lainnya setelah mencium tangan Sa’ad Rasulullah bersabda, “Inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. At-Thabary) 


Mokh. Syaiful Bakhri

 Foto: kaskus.co.id

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow