Meneladani Rasul sebagai Pengusaha (3)

Apr 18, 2015 - 00:00
 0  23
Meneladani Rasul sebagai Pengusaha  (3)

Selain itu, Rasulullah juga memiliki sifat fathanah atau cerdas dalam berbisnis. Beliau itu cerdas dalam memanfaatkan peluang bisnis dan cerdas dalam membangun jaringan dan kemitraan usaha. Menurut Afzalurrahman (2000), Rabi bin Badr pernah melakukan kerjasama dagang dengan Muhammad SAW. Ketika belakangan mereka bertemu lagi, Muhammad SAW mengatakan, “Apakah engkau masih mengenaliku?”. Rabi bin Badr menjawab, “Engkau pernah menjadi mitraku dan mitra yang paling baik pula. Engkau tidak pernah menipuku dan tidak pernah berselisih denganku.”

Apa yang beliau lakukan itu merupakan langkah untuk membangun kepercayaan dan dapat dipercaya dalam bisnis. Inilah yang dalam bisnis saat ini disebut dengan trust yang nilainya jauh lebih penting daripada capital. Sebab dalam bisnis, uang bukanlah kapital nomor wahid dalam bisnis, kapital nomor wahidnya adalah kepercayaan (money is not number one capital in business, the number one capital is trust). Sedangkan dalam bahasa Arab, trust itu hampir identik dengan gelar yang diberikan oleh penduduk Makkah kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Amin.  

Karena itulah beliau semakin dipercaya baik oleh para pembeli, pedagang, mitra usaha ataupun pemilik modal. Ketika itu beliau mendapat gelar kehormatan “Al-Amin” yang berarti “yang dapat dipercaya”. Dengan gelar “Al-Amin” tersebut, reputasi dan kredibilitas beliau sebagai seorang pedagang semakin terkenal. Maka dari itu, banyak pihak terutama dari kalangan pedagang yang tertarik untuk menjalin kemitraan usaha dengan beliau. Inilah yang menjadi pintu masuk aliran modal usaha untuk dikelola oleh beliau dengan mendapat imbalan berupa upah ataupun bagi hasil atas keuntungan yang didapat.

***

Karier beliau dalam berdagang mulai meningkat ketika mendapat kepercayaan dari para investor untuk menjalankan barang-barang perdagangan mereka. Beliau dipercaya oleh para pemilik modal untuk menjadi seorang investment manager. Sebagai seorang investment manager (pengelola investasi) atau mudhaarib dalam bahasa Arabnya,  beliau menjalankan usaha para pemilik modal (shahibul maal) dengan imbalan berupa upah (fee based) ataupun bagi hasil (profit sharing)

Salah seorang investor yang menaruh kepercayaan adalah Khadijah, seorang pengusaha wanita kaya di Makkah yang kelak bakal menjadi istri beliau. Amanah dari para pemilik modal tersebut beliau jalankan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Untuk itu, beliau mengadakan perjalanan dagang ke pasar-pasar yang berada jauh darikotaMakkah bahkan sampai keYaman,Syria,Busra,Iraq, Yordania danBahrain.

Parainvestor seperti Khadijah berani menyerahkan modal usaha kepada beliau karena sangat mempercayai reputasi dan kredibilitas beliau. Selain kedua faktor tersebut, hal yang membuat para investor tertarik adalah kemampuan beliau dalam memberikan keuntungan dua kali lipat dibandingkan dengan investment manager lainnya.

“Ketika Khadijah mendapati bahwa Muhammad SAW memperoleh keuntungan yang sangat besar yang belum pernah diraih oleh siapapun sebelumnya, maka Khadijah memberikan bagian keutungan  yang lebih besar daripada yang telah mereka berdua sepakati sebelumnya,” tulis Antonio yang mengutip buku Al-Siirah al-Nabawiyah karya Ali Muhammad Al-Shalabi.

Kemudian setelah menikah—tak lain dengan pengusaha yang mempercayainya, Khadijah—tak banyak catatan yang menyebutkan bagaimana kelanjutan karier bisnis beliau. Besar kemungkinan beliau menggabungkan modal usaha yang dimiliki dengan modal usaha yang dimililiki oleh istrinya yang memang merupakan seorang pengusaha. Dengan semakin besarnya modal usaha yang dimiliki, maka beliau telah menjadi seorang business owner. Ketika itu, beliau telah menjadi seorang investor dan memiliki banyak waktu untuk memperhatikan keadaan masyarakatnya. Dalam istilah Robert Kiyosaky, sebagaimana dikutip Antonio, Muhammad SAW telah mencapai kedudukan sebagai kebebasan uang (financial freedom) dan waktu.

***

Dengan demikian jelaslah sudah bahwa Rasulullah SAW itu merupakan teladan agung bagi umat manusia sepanjang zaman dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang bisnis atau perniagaan. Beliau sukses meniti karier sebagai seorang pedagang mulai dari kerja magang sebagai seorang pedagang, merintis usaha sendiri, menjalankan modal usaha para investor sampai menjadi seorang pemilik usaha dan investor.

Ujaran-ujaran beliau yang terkait dengan aspek bisnis dan perniagaan banyak berterbaran dalam berbagai kitab-kitab hadis. Beliau memberikan motivasi kepada para sahabatnya untuk rajin bekerja dan berusaha. Beliau bersabda, “Berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang halal merupakan kewajiban di samping sejumlah tugas lain yang diwajibkan.” (HR. Baihaqi dan Thabrani)

Begitupula, beliau memberikan apresiasi yang tinggi kepada para sahabatnya yang bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Dalam sebuah sabdanya beliau memuji seorang yang bekerja atau membuka usaha dengan keringatnya sendiri. Beliau bersabda, “Tidak ada satu pun makan yang lebih baik daripada yang dimakan dari hasil keringat sendiri.” ( HR. Bukhari)

Beliau juga memberikan perhatian kepada para pedagang yang jujur dan dapat bercaya. Beliau menyebutkan bahwa para pedagang yang jujur itu menempati kedudukan yang istimewa bersama para syuhada di surga. Beliau bersabda, “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar-benar tulus dan para syuhad.” (HR. Bukhari)

Sumber foto: www.middaughfinancial.com

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow