BMT UGT dalam Berita Media (7): KH MAHMUD ALI ZAIN: LABORATORIUM KEMANDIRIAN EKONOMI SYARIAH

Mar 23, 2014 - 00:00
 0  29
BMT UGT dalam Berita Media (7): KH MAHMUD ALI ZAIN: LABORATORIUM KEMANDIRIAN EKONOMI SYARIAH

SURABAYA - KH Mahmud Ali Zain telah menunjukkan bukti bahwa pesantren bukanlah sekadar lembaga pendidikan yang mencetak generasi Islami, tetapi sekaligus mampu membuktikan diri sebagai lembaga perekonomian guna menyejahterakan santri serta masyarakat luas.

Didasari semangat untuk mandiri/tanpa mengharapkan bantuan pihak lain, KH Mahmud Ali Zain mempelopori perkembangan usaha berbasis sistem syariah di lingkungan Pesantren Sidogiri Pasuruan, yakni KJKS BMT UGT.

BMT-UGT yang resmi berdiri pada 5 Rabiul Awal 1421 H (6 Juni 2000) itu tidak saja berhasil melepaskan masyarakat dari jerat rentenir, tetapi juga sukses meningkatkan kesejahteraan mereka yang menjadi anggotanya.

Dengan modal awal Rp13,5 juta, saat ini aset koperasi ini hampir Rp 1 triliun, dengan perputaran kas Rp5,39 triliun. Jaringannya tak hanya di Jawa Timur, tetapi merambah ke Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. BMT UGT memiliki 233 kantor, 1.131 orang karyawan, dan 6.000 orang anggota.

Kiai Mahmud mengaku perkembangan BMT-UGT Sidogiri dan memperoleh kepercayaan masyarakat karena menerapkan manajemen Rasullulloh, yakni siddiq (jujur), amanah (dipercaya), dan fathonah (profesional).

“Kami percaya, alumni Ponpes Sidogiri masih memegang tiga prinsip itu, sehingga kami berpeluang terus berkembang,” paparnya. BMT menekankan layanan yang adil, mudah dan maslahah atau memberikan manfaat. Semisal pada produk pembiayaan jenis mudharabah atau bagi hasil, manajemen menerapkan pola bagi hasil 60% untuk peminjam modal dan sisanya untuk BMT-UGT.

Lebih dari itu, nilai yang dimiliki BMT-UGT Sidogiri bukanlah sekadar bisnis. Ini tecermin dari dua visinya, yakni terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan landasan syariat Islam, serta terwujudnya budaya taawun dalam kebaikan dan ketaqwaan di bidang sosial ekonomi.

BMT ini memiliki empat misi, yakni menerapkan dan memasyaraktkan syariat Islam dalam aktivitas ekonomi, menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah di bidang ekonomi adalah adil, mudah, dan maslahah, meningkatkan kesejahteraan ummat dan anggota, serta melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (shiddq/jujur, tablighi/komunikatif, amanah/dipercaya, fatonah/profesional).

Pesantren Sidogiri pun siap menjadi laboratorium untuk pelaksanaan koperasi pola syariah,” ujar kiai yang menjadi anggota DPD dari Jawa Timur itu. “Silahkan saja nyantri praktek koperasi syariah ke Pesantren Sidogiri.” []

Editor: Syamsul Arifin Munawwir

Sumber: www.ansor.or.id

Foto: KH Mahmud Ali Zain. (ansor.or.id) 

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow